Aku bekerja di sebuah bank swasta terkemuka. Namaku Rian, dengan wajah yang ganteng, tinggi 172 cm serta berat badan yang ideal karena aku sering ke fitnes sehingga body ku membentuk dan otot-otot yang menawan. Aku memiliki jabatan yang cukup baik dan supel mudah bergaul. Dengan berbekal semua ini aku sangat mudah menundukan wanita-wanita baik yang sudah bersuami maupun yang masih perawan. Bahkan beberapa karyawan wanita dikantorku sudah merasakan bagaimana perkasanya penis besarku.
Dikantorku ada karyawan baru yang didatangkan dari kantor pusat jakarta, kebetulan dia seorang wanita cantik, putih dan jadi idaman di daerahku. Namanya Ines, tinggi semampai dan memiliki body yang padat aduhai. Ketika diperkenalkan oleh personalia ke ruanganku, aku terpesona dan kagum lalu menyalaminya sambil kuselipkan jari kecilku untuk menggelitik telapak tangannya. Dia terkejut dan tersenyum sambil menatapku malu lalu menunduk.
“Ines...”
“Rian...”
Silakan duduk nes, lalu personalia meninggalkan kami berdua di ruanganku.
Kami dengan santai berbincang-bincang menanyakan latar belakangnya serta keluarganya. Ternyata Ines baru pertama merantau dan ini daerah yang asing baginya. Karena kami sama-sama supel sehingga cepet sekali akrab bahkan aku sempat bertanya pacarnya bahkan sampai ke wilayah dewasa pun kami saling cerita.
“Ines sudah punya pacar?”
“Sudah pak, tapi baru putus waktu Ines memilih untuk tetap berangkat kesini. Karena dia melarang Ines untuk berangkat kesini dan menyuruh mencari pekerjaan lain. Tapi Ines pingin punya karir dulu pak.” cerita ines tentang dirinya.
“Wah, bego banget cowok mu itu nes, hari gini mau larang wanita untuk berkarir... Jadi sekarang sendiri donk?” selidikku lebih jauh.
“Iya Pak...”
“Sudah pernah nge-sex Nes?” tanyaku sambil bercanda dan senyum-senyum.
“Ha ha ha... Bapak mau tau aja... Kalau sampai masuk, belum sih pak. Tapi Cuma petting aja digesek-gesek dari luar... itu aja dia langsung muncrat...” cerita Ines sambil tertawa dan tertunduk malu
“Berarti kamu sudah liat donk bentuknya penis cowok mu? Gede gak?”
“hmm gimana ya? Ines belum pernah liat penis cowok lain selain cowok Ines, gimana Ines bisa bandingin gede atau nggak? Tapi menurut Nes gede sih pak, panjangnya sekitar 13 cm dan diameternya kira-kira 3 cm lah pak...” Jawab ines yang keliatan sudah akrab dengan ku.
“Itu sih standard nya penis orang Indonesia, Ada yang panjangnya 22 cm Nes... Percaya gak?”
“Ahhh bapak, mana ada orang Indonesia ukuran segitu? Itu orang negro punya... ha ha ha...”
“Tuh.. kan, katanya gak pernah liat penis lain, tapi kok tau?” selidikku.
“Nes liat di film BF bapak ku sayaaaaannggg...”
“Oh, kirain... berarti kamu masih virgin donk nes?”
“Ya iyalah pak, masuk ke bank ini kan di check keperawanannya... Bapak gimana sih. Yang jelas penis orang Indonesia itu gak ada yang lebih dari 17 cm, itu kata dokter boyke pak... pakar sex...” Jawab ines
“Saya punya 22 cm loh Nes...” aku pengen liat reaksi ines.
“Ah gak mungkin, Bapak kepedean itu sih...” sambil ngeluarin lidah mengejek...
“Mau liat?”
“Gak ahhh... ehh hmmm boleh juga deh tp kita taruhan ya, kalau bapak punya gak sampe 22 cm, Bapak harus bantuin Ines cari kos-kosan dan bayarin untuk 3 bulan kedepan...” dengan yakinnya Ines merasa akan menang taruhan...
“Ok, tapi kalau saya menang, Ines mau kasih saya apa?” Kuterima tantangannya..
“Bapak mau minta apa?” jawab Ines balik menantang...
“hmm apa ya? Aku minta diperlakukan seperti cowok mu.... di gesek-gesekin ke memek Ines dan sedikit di masukin kepalanya di vagina Ines... gimana?” aku cukup berdebar takut ines marah dan memandang rendah diriku.
“hah?!” ines terdiam sambil menatapku seperti tidak percaya permintaanku.
“Berarti Bapak akan liat memek ines donk... yeee... “ sambil mengeluarkan lidah dengan genitnya..
“Loh.. kan ga pa pa, gak sampe ngerusak perawan ines kan? Cuma di gesek-gesek terus yang masuk Cuma kepalanya doank..” aku meyakinkan ines...
Lama ines terdiam, lalu..
“Ok pak, tapi bapak jangan cerita-cerita ke orang ya kalau sudah liat ines bugil.” Sambil kedipin matanya.
“Ok, Ines tinggal dimana sekarang?” tanyaku
“Masih pakai fasilitas kantor pak dihotel Aston selama 2 minggu.” Jawab Ines
“Ya udah, sekarang sudah mau jam makan siang, kita ke hotel mu aja ya, sekalian jalanin taruhan kita... he he he...” jawab ku penuh nafsu..
“Ih, Bapak genit, gak sabaran banget sih... emang yakin menang? Gak mungkin pak, orang indonesia paling gede 17 cm kata dokter boyke..”
Akhirnya kami turun keparkiran dan saya minta ines masuk dulu ke mobil karena aku ada keperluan sedikit di bagian accounting sambil memberikan kunci mobil kepadanya... Ines langsung menuju parkiran sementara aku melewati customer service ku yang kebetulan sama-sama mau ke acoounting namanya Nia. Nia orangnya cantik, putih dan memiliki body yang indah tapi menggunakan jilbab. Namun berkat kepiawaianku, aku berhasil menidurinya dan menyelipkan penis jumboku di liang vaginanya yang mungil sampai Nia klimax 3 kali, akan ku ceritakan kemudian.
Lihat Juga GALERI
Foto Bugil Tante Siap Di Goyang
Baca Juga CERSEX
Kasih Sayang Mia Pembantuku
NIA
“Hallo Bapak Ganteeeennggg...” sapa nia dengan wajah imutnya sambil memonyongkan bibirnya dan mengedipkan matanya.
“Hi nia ku yang cantik, gmn kabarnya siang ini?” jawabku dengan senyuman khas
“Baik Pak Rian, eh pak sini deh ada yang mau nia ceritakan...” nia menarik tanganku kearah ruang rapat.
“ehhh..eeh.. ada apaan nia?” aku bingung.
Setelah celingak celinguk dan merasa aman, nia mengecup ku terus berbisik, “Nia kangen dengan ini, yang sudah buat nia kelojotan dan klimax 3 kali, kangen pengen di sodok yang gede ini.” Sambil meraba-raba penisku.
“Loh, kok sudah tegang pak? Hayooo lagi horny ya?” tanya nia kaget mengetahui kontolku sudah tegang sedari tadi karena membayangin akan membuat ines kelojotan, teriak dan klimax.
“Oh nia, aku tegang karena ngeliat kamu dan ngebayangin kamu waktu ML” aku berusaha mengeles.
“Masa sih Paakk? Nia jadi tersanjung dan ikutan horny nih...” tiba-tiba nia menurunkan resleting celanaku dan dengan cepat mengeluarkan penisku. Dengan gagahnya penisku mengacung besar langsung kearah nia. Tangan kanan nia langsung mengunci pintu ruang rapat dan tangan kirinya terus mengocok kontol ku.
“Gila... gede banget, cewek mana yang gak akan ketagihan... pantes memek nia gak bisa rapet lagi, segede ini yang masuk” nia langsung mengulum kontolku. Aku yang memang sudah horny dari tadi kaget dan hanya bisa menikmati, 1 menit nia menyepong kontolku langsung dia berdiri sambil menarikku kearah meja lalu dia tiduran sambil mengangkat rok panjangnya dan melepaskan CD nya. “Pak, please... sebentar aja” memohon dengan mata yang sayu. Oh cantik sekali bidadari didepanku ini. Dengan jilbab dan baju seragam kerja yang masih melekat, berbaring mengangkang memamerkan memek mungil yang merah merekah dan pasrah. Aku melihat jam, masih ada 10 menit jadi aku masih punya waktu untuk menggenjot nia sebentar, paling 5 menit nia sudah klimax.
Aku melihat liang mungil itu dan gak sebanding dengan besarnya kepala kontolku, aku jilat sebentar memek mungil itu dan nia menggelinjang kegelian sambil mengangkat pantatnya, “pak masukin sekarang... please...”.
Aku tempelkan palkon ku sambil ku gesek-gesekan keatas dan kebawah lalu nia sedikit mengangkat badannya untuk melihat penetrasi kontolku ke memeknya. “Gila pak, gede banget... pelan-pelan ya pak...” aku meletakan kontolku tepat diatas memeknya dan hampir mencapai pusernya.
“Tahan ya sayang...” aku mendorong kepala kontolku membelah bibir mungil liang kenikmatan nia.
Seperti biasa, setiap pertama kali aku menyelipkan palkon ku pasti wanita akan sedikit terkejut karena besarnya kontolku dan memaksa vagina mereka merekah menampung kontolku. Nia sedikit terkejut dan menggigit bibirnya menahan perih serasa tubuh indahnya dibelah...
“Aduuuhhh pak.... oughhh sshh... pelan-pelan pak... perih dan ngilu... uhh aauwwhhh gghhh... tahan dulu pak Rian” Nia masih menatap gak percaya memeknya bisa menelan kepala palkon ku. “Bapak perkasa sekali... memek nia sampe melebar gitu pak...” padahal baru kepala nya saja yang masuk.
Nia membaringkan tubuhnya sambil menatap wajahku dengan senyum sambil melebarkan kakinya dan kedua tangannya ikut membantu membuka vaginanya untuk membantuku penetrasi.
“Silakan gantengku, kocok dan aduk ya memek nia, sampe puas... “..
Aku mulai mendorong kontolku semakin dalam, mili demi mili kontol ku dengan pelan dan pasti membelah liang mungil nia, sementara nia masih menggigit bibir dan menahan nafas... baru 10 cm masuk keliang nya kembali nia menahan perut ku untuk menghentikan dorongan kontolku.
“aauuwwhhh... sakiittt.. pelan-pelan pak, tapi enakkkhh...” sambil iya kembali menatap sisa kontolku yang belum masuk.... "huuhhh... bapak, masih banyak yang belum masuk...."
“huh, sempit banget nia memekmu.. auwwhh enak banget....” aku merasa dijepit dinding lembut yang rapet dan terasa sekali kontol ku membuka jalan dan memaksa dinding-dinding vagina nia melebar.
Dan ketika kontolku masih tersisa 7 cm, kudorong dengan keras ke dalam hingga membentur dinding rahim nia...
“Adduuuhhhhhh.... sakkiiiiittt Pak Riann... pelan-pelan pak, kontol bapak terlalu besar... auuwwhhh shhh shaahhh...” Nia menjerit sambil melototkan matanya yang indah.
ternyata masih tersisa 2 cm di luar “hmm nikmat banget nia...”, aku melihat memeknya sangat merekah menerima kontolku.
“Masuk semua pak?” tanya nia “rasanya memek nia penuh banget...”
“Masih ada 2 cm nia yang gak bisa masuk, udah mentok nih, kalau saya paksain ntar malah masuk ke mulut rahim mu... mau coba?”
“auwwhhh...adduuuuhhh sshh... enak banget pak rian... coba aja masukin pak, nia sudah mulai enak nih, gak perih lagi... tp pelan-pelan ya pak...” rengek nia agar aku terus menekan kontol ku.
Dan benar, ketika aku paksain kontolku, aku merasa memasuki sesuatu yang lembut dan menjepit.
Enaknya luar biasa.... dan aku berhasil memasukan seluruh batang kontolku 23 cm.
Kali ini nia lagi-lagi melotot tp tetap kecantikannya tidak hilang. Dia tidak bisa ngomong selain mendesah dan mulai menggeleng kekiri dan kekanan dan kedua tangannya mencengkram lenganku.
“aauuuwwwwhhhhh... enak bangeet pak, entot nia pak, nia gak keberatan kok hamil anak bapak... enaakkk bangettthhhh... uhhh... ngiluu banget pak, masuk ke rahim nia pak... terasa banget..“
Aku terus mengocok liang sempit itu dan aku mulai melihat cairan mengkilap di batang kontolku...
“Ampun pak rian, enak banget.... terussshhh paakkhhh... shhh...”, keliatan nia mulai kelojotan..
“Gimana nia, enak?” Tanya ku menggodanya
“Enak banget pak, sampai nia ga berani goyangin, takut robek uh ahch hahh... enak banget, penuh banget pak... oohh shhh...”
Aku melihat bagaimana memek yang begitu montok dan tembem terbelah merekah dan keliatan semakin tembem karena terisi kontolku yang super.
“pak.. pakkkk ahh auuww shh... nia... niaaa maaaauuuu..... ohh ougghh sshhh... enaaakkk banget paakkk...”
Crooot...crooott...croott...
Nia mengangkat pantatnya dan kejang setelah beberapa detik kelojotan dan lemeesss.
“ouughhhh shhh... enak banget pak... Ayooo pak keluarin, nia mau kok terima air mani Bapak.... giliran bapak yang keluarin... uuhhhh sshhh... enak banget kontol Bapak...”
“ya udah kalau Nia sudah klimax, nanti ketahuan temen-temen, tapi inget ya, kamu masih utang klimax dengan saya...” Jawabku.
Aku gak mau klimax dulu karena ada mangsa baru yang perlu tenaga. Aku menarik penis ku yang berlepotan oleh cairan cinta Nia.
Perlahan aku menariknya dari vagina sempit Nia yang baru saja klimax, ketika aku menarik kontol ku yang jumbo ini, masih keliatan Nia meringis dan makin melebarkan kakinya sambil menatap kontol ku yang baru saja mengaduk-ngaduk isi vaginanya dan “plopph”
“auuwwhhh... gila gede banget, tuh kan Pak memek Nia jadi gak bisa rapat lagi...” sambil mencibir...
Ku kecup kening dan bibirnya, nanti aku tagih hutang mu ya....
Aku melihat memek tembem itu merah merekah, nia masih duduk mengangkang sambil kepalanya kesana kemari mencari tisu.
“Iya pak, nia selalu menunggu kehadiran Bapak...”
“Uh.. basah banget memek Nia. Gak ada tisu lagi...”
Nia menatapku sambil tersenyum manis sekali. “Kamu cantik sekali nia...” jujur aku jadi nafsu lagi melihat nia dengan memeknya yang masih terkangkang lalu aku dekati dia sambil ku selipkan lagi palkon ku dan ku tekan sedalam-dalamnya membuat nia terkejut dan menjerit karena gak siap dan gak menyangka aku memasukkan lagi palkonku dengan tiba-tiba.
“Adduuuuhhh.. Pak riaaaannnn.... naakkkaaaalllll..... ohhh sshhh ouwhhh.....”
Ku kocok 5 x terus aku cabut lagi dan “ploopphh”
Kemudian nia bangun dan merapikan kembali pakaiannya dan jilbabnya, tapi CD nya tidak dipakai lagi...
Lalu ku cubit memeknya yang montok dan menggembung habis kukentot.
“Makasih ya Pak... “ ucap Nia sambil monyongin mulut mungilnya dan mengedipkan matanya.
Aku melihat jalannya Nia labil tidak sepeti biasanya.
“Jalannya biasa aja donk Nia...” ledek ku.
“Gak bisa pak, rasanya masih mengganjal... Bapak sih kegedean...”
Setelah celingak celinguk gak ada orang, Nia buru-buru keluar dari ruang rapat...
Aku membersihkan kontolku dengan sapu tangan terus ke kamar mandi.
Setelah urusan ku selesai, aku langsung keparkiran dan sebelum keluar aku masih sempat melihat Nia yang sedang melayani nasabah, sambil tersenyum nakal kepadaku.
Sesampainya di parkiran, aku melihat Ines sudah didalam mobil sambil mendengarkan music.
“Sorry ya Nes, agak telat... gak marah kan?” sambil menstarter mobilku.
“gak pa pa pak, nes nyantai aja kok. Oh ya tuh penggaris untuk apaan?” tanya Ines.
“Loh, katanya kita taruhan mau ukur saya punya?”
“Hah?!?! Bapak serius ya? OK deh, siapa takut?” jawab Ines
“Taruhannya masih berlaku kan Nes?”
“Iya, tapi janji ya, Cuma digesek aja. Ines jangan di entot ya pak...”
“Tapi kalau di selipin dan gak pecahin perawan ines kan gak pa pa? Boleh kan?”
“Ya udah, tapi bener ya..” sambil ines mencubit pinggangku.
Aku dan Ines meluncur ke hotel tempat Ines menginap, setelah makan siang kami pun masuk ke kamar. Kelihatan ines agak grogi, dan aku pun megunci pintu.
Kemudian aku membuka kemeja dan celana kerja ku, hanya menyisakan CD.
Aku langsung menyambar handuk dan melilitkan di pinggang.
Kelihatan dari wajah ines kekaguman memandang otot-otot ku yang sudah terbentuk karena fitnes.
“Nes, gugup pak”
“gak pa pa, kan Cuma kita berdua... kita mulai aja sekarang ya, biar ga kelamaan ninggalin kantor. Tuh penggaris nya Nes” sambil aku menunjuk penggaris yang sudah disiapkan dari kantor.
Ines mengambil penggaris, sambil malu-malu duduk disampingku diranjang yang bakal aku gunakan untuk menikmati tubuhnya.
Aku merebahkan diri di tempat tidur, “buka sendiri ya Nes!!”
Ines dengan ragu membuka handuk ku dan sekaligus menurunkan CD ku, begitu CD diturunkan Kontol ku dengan gagahnya berdiri tegak mengacung keatas.
Ines pun kaget dan melotot seakan gak percaya dann secara tak sengaja terucap “hah?? Gede banget pak? Takut Ines. Ya ampun panjang lagi.”
“Ya udah ines, kita sedang taruhan kan? Sekarang ukur berapa panjangnya dan berapa diameternya?” aku mempertegas dan mengingatkan Ines.
“aahh.... Panjangnya 23 cm Pak, diameternya 5 cm...” dengan muka merah ines mengakui kekalahannya.
“Keras banget pak... Pasti pacar bapak puas kalau dimasukin ini...”
“Kan bentar lagi ines jadi pacar saya, berarti ines akan puas ngerasain ini...” goda ku.
“Ah bapak, gak muat nih pak ke memek ines. Janji ya Cuma digesek...”
Aku melihat nafas ines mulai gak beraturan dan memburu, berarti Ines sudah mulai terbawa nafsu.
Hmmm...
KUNJUNGI juga Kumpulan Game-Game Menarik Dan Info- Info Tentang Game Di
GAMERSTAMFAN
“Sekarang kamu kalah kan? Buka donk baju dan semuanya, bugil ya...”
Ines dengan malu-malu mulai membuka satu persatu baju kantornya termasuk CD dan BH nya.
Aku membelalakan mata, melihat ines yang polos. Putih mulus dan memek yang montok banget bahkan seperti tumpukan daging yang sangat menonjol begitu rapet belahan vagina yang dihiasi bulu2 halus terawat.
Aku langsung memeluk ines dari belakang dan mengecup lehernya, ines kegelian dan mendesah... ”hmmm ahh..ooouugghhh... geli pak, shhhh”
Tangan kananku memainkan putingnya sementara tangan kiriku mengelus elus memek montok ines dan lama kelamaan terasa mulai basah. Kuselipkan jari tengah ku ke liang sempit dan mengkilik isi vagina ines . “Ouugghh.. shh.. oohhh... “ Ines semakin merenggangkan kakinya agar aku lebih mudah mengeksplorasi isi vaginanya. Dalam posisi berdiri ines semakin kegelian dan terlihat pantatnya mulai menjengking sehingga posisi kontolku semakin nempel di pantat ines. Cairan ines semakin banyak membasahi tangan kiriku, sementara tangan kananku terus memainkan kedua puting ines. Karena desakan pantat ines ke arah kontol jumboku yang panjang dan besar, kuselipkan diantara bongkahan pantat ines dan menggesek alur memeknya. Kugesek-gesakan kontolku disana dan semakin mengenai itilnya. “Ohhhhh sshhhh pak rian.... enak banget... Kontol bapak panjang banget... aduuuhhhh sshhhh... Pakkk ppaaakkk.... aduuhhhh bapaaakkk... aahhhhh ines mau keluar pak, ines gak tahan lagi... ahhhh ooouuuuugggggghhhh ahh shhhh enaaaakkkk.....” crooott... crooot... crooooot... kepala kontolku tersiram cairan orgasme ines, Permainan ini kulakukan sampai 5 menit, lalu ku gendong dan kubaringkan di tempat tidur. Perlahan aku membuka kedua pahanya, meskipun pahanya terbuka lebar tapi memek tembem ines tetap tertutup rapat dan aku naik diantara kedua paha yang mengangkang. Aku pas kan palkon ku di alur memek ines dan kugesek-gesakin. Lubang mungil itu terlalu mungil untuk batang ku. “ohh...paaakkhh... geli banget..... terussshh...” Aku melihat ines sudah mulai tidak terkontrol. Ines sedikit menegakan punggungnya untuk melihat kontolku dan dia sedikit takjub. “Pak... Panjang banget sampe ke perut ines. Pasti mentok nih kalau sampe masuk... ihh sshh... gimana rasanya ya pak kalau masuk semua?”
“Nes...”
“Ya, Pak...”
“Saya masukin ya...” aku minta persetujuan ines.
“Tapi gak pecahin perawan Ines kan Pak?”
“Kalau ines ga izinin, ya saya juga gak akan pecahin dan pelan-pelan. Memek ines montok banget. Pasti enak banget tuh kalau terjepit disitu....” aku menggoda ines.
Sambil ternyum manis “untuk suami ines pak... Cuma dia yang boleh masuk semuanya dan merasakan jepitan ines.”
“saya masuk ya sayang...” aku menekan kontolku... namun tetap meleset berkali-kali.
“Kegedean pak... padahal ines sudah ngangkangin...”
“Tuh liat memekmu, rapet banget say... sedikit pun gak terbuka tuh simontok.”
“Ya udah ines bantuin bukain memek ines pake jari....” sambil ines membuka memeknya dengan tangan kiri kanannya sehingga terlihat merah basah, menarik kiri kanan labianya yang tebal.
“Silakan masuk bapakku yang ganteng, selamat nikmatin memek ines, tapi inget ya ga sampe pecah perawan Nes....”
Aku memegang batangku dan meletakan posisi pas didepan lubang memek ines... memang gak sebanding lubang itu harus menerima kontolku. Aku lansung mendorong dan terlihat memek ines langsung dipaksa merekah aku menatap wajah ines yang cantik sambil meringis dan menggigit bibirnya yang merah. "Adduuuuhhh... sakit pak...". padahal baru palkon ku saja yang masuk. aku berhenti sejenak memberikan kesempatan kepada ines untuk beradaptasi dengan kontolku. kemudian ines mulai membuka matanya, sambil tersenyum...
"enak nes?"
"enak banget pak... padahal baru kepalanya..."
saya mulai mengeluar-masukan palkon ku dan kemaluan ines yang montok itu mulai merespon dengan keluarnya cairan pelicin, 5 menit aku mengocok memeknya ines mulai keliatan tidak terkontrol dan terus mendesah... aku mulai berani menekan lebih dalam sampai terasa menyentuh dinding perawannya sehingga aku bisa masuk 2 cm lagi, dan aku juga merasa nikmat banget terjepit memek perawan ini....
"oohhh... bapak, enak banget... terus kocok pak... auuwhhsshhh... "
"nes..."
"iya Pak"
"bagaimana rasanya?"
"Baru masuk sedikit saja sudah enak begini pak, apalagi kalau masuk semua..."
"Saya masukin semua y?" aku minta persetujuan ines...
"Jangan pak, bapak sudah janji kan? Hanya suami ines yang boleh pecahin perawan ines pak..."
"Saya mau kok jadi suami ines..." tanpa terasa terucap kalimat itu. mungkin aku merasa enak banget sehingga aku lupa tapi aku gak akan menyesal punya istri cantik seperti ines, aku siap kok nikahin dia. Ines seperti tidak percaya dengar ucapanku... sambil menatapku yang sedang mengocoknya...
"Bapak serius?... auuhhh"
"Iya nes.."
"Apa buktinya?" ines seperti tidak percaya...
"Ini buktinya...." aku langsung melesakan lebih dalam kontolku sehingga seluruh kontol ku masuk dan mentok di pangkal rahimnya.. sekaligus memecahkan perawannya.
Ines yang gak siap menerima serangan mendadak terkejut sambil membelalakan mata dan mengigit bibirnya, “Akkhhhhh... sakkiiiitttt....”